Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto Terbakar
SAWAHLUNTO, Bangunan bersejarah warisan dunia Gedung pusat kebudayaan (GPK) Sawahlunto terbakar Kamis pagi (3/10/22) sekitar 10.20 WIB. Gedung bersejarah yang dibangun pada 1920 itu ludes dimamah sijago merah disaat ada kegiatan festival durian tingkat Sumatra Barat memperingati hari pangan.
Pantauan scientia dilapangan, para paserta dan pengunjung festival duria berhamburan berlarian menyelamatkan diri usai mengetahui adanya asap yang mengepul dari atap gedung.
Salah seorang warga Abi (45) kepada scientia menuturkan, saat dia tengah minum kopi dikedai pelataran halaman GPK ada warga lain yang melihat kepulan asap dari atap gedung. Seketika para pengunjung yang tengah sarapan disekitar GPK mencoba untuk menjauh termasuk para pedagang yang menggeser gerobak dagangan.
“Ketika saya bersama 2 teman lainnya tengah memesan kopi, tuba tiba ada yang melihat asap keluar dari atap gedung GPK, spontan warga dan pengunjung lainnya, berlarian menyelamatkan diri. Termasuk para peserta yang tengah mengikuti festival durian,” ujarnya.
Untuk penyebab katanya, belum diketahui sebab semua orang tengah sibuk dan fokus melihat kebakaran.
Pantauan Scientia, banyak warga berdatangan untuk melihat kebakaran tersebut, dan juga ada beberapa warga yang ikut membantu petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api. Hingga berita ini diturunkan, setidak 3 unit mobil damkar masih berjibaku memadamkan api dan juga mengamankan area bangunan disamping GPK agar api tidak merambat.
GPK sendiri merupakan bangunan peninggalan Kolonial Belanda yang dibangun 1910 dwngan nama Gluck Auf. Gedung ini berfungsi sebaai tempat pertemuan para pejabat pejabat Belanda yang kerja di Pertambangan Batubara. GPK dahukunya juga disebut dengan gedung bola, yang dikemudia hari di zaman pemerintahan Walikota Amran Nur dijadikan sebagai Gedung Pusat Kebudayaan.(KB)