Kementrian Kelautan dan Perikanan RI Lakukan MoU Dengan Pemkab Pasbar, Ini Kata Risnawanto
PASAMAN BARAT, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menandatangani kerja sama dengan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tentang sinergi perencanaan dan pembangunan serta pengembangan sumber daya manusia kelautan dan perikanan di daerah itu.
“Penandatangan kerja sama ini kita lakukan kemarin di Bali bersama Kabupaten Magetan yang mendapat program dari BRSDM,” kata Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto di Simpang Empat, Rabu.
Ia mengatakan adapun isi kesepakatan itu adalah melaksanakan program percepatan pembangunan Smart Fisheries Village atau desa perikanan cerdas, mendukung penerimaan anak pelaku utama perikanan menjadi taruna atau taruni di Politeknik Kelautan Perikanan, akses sumber daya penelitian dan diseminasi untuk mendukung sektor unggulan Pasaman Barat.
Kemudian pemberdayaan masyarakat nelayan dan melakukan praktek kerja lapangan dan magang alumni pada dunia usaha.
“Program ini harus kita kawal dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan yang ada,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan Pasaman Barat Zulfi Agus mengatakan bahwa Smart Fisheries Village bertujuan untuk menjadikan suatu desa menjadi desa mandiri dengan melibatkan beberapa sektor. Lokasi yang diusulkan ini nantinya akan menjadi desa perikanan cerdas.
Menurutnya program itu didanai oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan selama tiga tahun sesuai kesepakatan antara Bupati Pasaman Barat dengan Kementerian.
“Untuk tahun 2023 ini dikucurkan anggaran sebanyak Rp500 juta untuk kegiatan pelatihan terkait perikanan, pariwisata, selam, transplantasi karang dan media informasi dan komunikasi,” katanya.
Ia menyebutkan muaranya nanti desa tersebut akan mandiri dan tentunya akan menciptakan mata pencarian tambahan bagi masyarakat sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat.
Untuk tahap awal, katanya, kegiatan ini berupa sosialisasi, pelatihan-pelatihan terkait budidaya lobster, kepiting, pengolahan ikan, pelatihan selam, pembuatan karang garden, bantuan benih lobster, kepiting dan kerapu.
Selanjutnya nanti sampai pendampingan untuk hilirnya produk yang dibuat masyarakat serta juga kegiatan pengelolaan manggrove.
“Akhirnya nanti menjadikan desa itu jadi desa mandiri berbasis teknologi informasi dalam pengembangan perikanan dan wisata,” ujarnya (KB)