Terus Benahi Rumah Terdampak Gempa, Pemkab Pasbar Sudah Realisasikan 32 Miliar Untuk Membangun Rumah Rusak Berat

PASBAR, KABAHARIAN.COM–Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah merealisasikan pembangunan rumah terdampak gempa sebesar Rp.32 miliar atau 77,6 persen di daerah terdampak gempa di Pasaman Barat dari total Rp.42 miliar lebih yang dialokasikan BNPB Pusat.

Sedang sisanya, saat ini, tinggal 61 unit rumah rusak berat lagi, yang sedang dalam proses pembangunan, dan dananya sudah ada yang di cairkan seperti (pembangunan mandiri masyarakat) dan akan dicairkan 100% jika rumah sudah selesai dibangun atau sudah memenuhi persyaratan dari tim teknis.

“Ya kita sudah merealisasikan Rp32 miliar lebih pembangunan rumah rusak berat akibat gempa yang terjadi pada 25 Februari 2022 lalu. Sistem pembayaranya langsung ke rekening pemilik rumah masing-masing,” kata Kalaksa BPBD Pasaman Barat Jon Edward didampingi Kadis Kominfo Armen, Kadis Perkim Asri Hamdi, dalam mantan Kalaksa BPBD Armi Ningdel, dalam konferensi pers dengan wartawan, Selasa (14/5/2024) di kantor BPBD setempat.

Menurutnya, setelah diverifikasi rumah rusak berat akibat gempa tersebut menjadi 844 unit yang semula 1.111 unit. Rusak sedang 1.172 unit, dan rusak ringan 89 unit. Terjadi penurunan status rusak berat, rusak sedang, setelah dilakukan verifikasi oleh tim teknis ke lapangan yakni pada Kecamatan Talamau, Kinali dan Kecamatan Pasaman.

“Rusak berat dibayar oleh BNPB Pusat dengan sumber anggaran Dana Siap Pakai (DSP) totalnya Rp42.200 miliar atau Rp50 juta per satu unit rumah. Sedangkan rusak sedang total anggaranya sebesar Rp23 miliar dengan rincian bantuan Rp20 juta per satu unit rumah bersumber dari anggaran Pemprov Sumbar, dan rusak ringan oleh Pemkab Pasaman Barat sendiri,” katanya.

Pengerjaan rumah tersebut, dibawah koordinasi dan pengawasan, tiga OPD Pemkab Pasaman Barat, yakni Dinas Perumahan dan Pemukiman, Dinas PUPR dan BPBD. Pengerjaan ada dengan sistem aplikator dan swadaya.

Disebutkan, saat ini BPBD juga sedang menunggu 231 unit rumah data susulan yang sudah diajukan ke BPNB Pusat.

“Artinya, kalau data tambahan 231 unit rusak berat itu, sudah disetujui BNPB maka akan segera kita bangun rumah warga,” kata Jon Edward.

Menurut Jon Edward pihaknya, akan terus melakukan upaya percepatan pembangunan rumah rusak berat yang masih berproses sebanyak 61 rumah tersebut, baik secara pembangunan fisik maupun administrasi keuangan. Setelah itu, rusak sedang akan dibangun setelah rusak berat tuntas terlebih dahulu. Dia juga membantah isu, jika pengerjaan rumah terlambat dana akan kembali kepusat.

“Dana Siap Pakai (DSP) tersebut, tidak akan kembali kepada kas pemerintah pusat. Karena sudah diperuntukkan untuk korban gempa. Jadi masyarakat tak usah cemas dan ragu kalau dana pembangunan itu akan kembali ke pusat, 61 unit rumah lagi akan segera cair asalkan administrasi dan fisiknya lengkap,” katanya

Sementara itu Kepala Dinas Perkim Pasaman Barat Asri Hamdi mengatakan sebanyak 1.172 unit rumah telah diusulkan ke Pemprov Sumbar menggunakan dana Bantuan Keuangan Khsus (BKK).

“Dana yang masuk ke rekening daerah dari provinsi sebanyak Rp23 miliar. Dimana nanti satu unit rumah akan dibantu maksimal Rp20 juta,” katanya.

Untuk penanganan rumah rusak sedang dan ringan akan dilakukan pascabencana atau masa penanganan rumah rusak berat selesai dilakukan.

“Direncanakan sosialisasi kemasyarakat penerima bantuan akan dilakukan pada Rabu (15/5) dan membentuk kelompok masyarakat untuk pelaksanaan rehabilitasi,” sebutnya.

Sementara itu staf ahli bupati Pasaman Barat yang juga mantan Kepala Pelaksana BPBD Arminingdel menegaskan pihaknya terus berupa melakukan percepatan penanganan rumah terdampak gempa sesuai aturan yang ada.

“Verifikasi terhadap status rumah tentu benar-benar dilakukan dengan baik. Berapa rumah rusak berat yang terverifikasi akan di bayarkan dan sisa uang yang ada akan dikembalikan ke BNPB. Kita pastikan warga yang rumahnya terdampak akan dibantu sesuai status kerusakan,” tegasnya.

Gempa bumi yang terjadi di Pasaman Barat itu terjadi pada 25 Februari 2022 yang berkekuatan magnitudo 6,1 menyebabkan tiga kecamatan terdampak yakni Kecamatan Talamau, Pasaman dan Kecamatan Kinali.(KB)

Editor: Chaniago

Lugas Dalam Pemberitaan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *