Gas 3 KG Langka, Masyarakat Pasbar Mamakiak
PASAMAN BARAT, Liquefied Petroleum Gas (LPG) tiga kilogram di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) langka sejak satu minggu terakhir sehingga warga kesulitan untuk mendapatkan gas tersebut.
Susahnya mencari elpiji 3 kilogram dirasakan di sejumlah daerah tersebut. Tak hanya langka, bila ada pun harganya mahal. Bahkan bisa jauh dari harga eceran tertinggi (HET).
Amelia (43), warga Kajai menyatakan bahwa dirinya sudah keliling bahkan hingga ke kampung sebelah kampung untuk mencari elpiji melon tapi tidak ketemu.
“Waduh pusing cari elpiji ndak ada, semua toko kosong. Sudah putar-putar keliling kampung sebelah juga ndak ada,” ujarnya kepada kabaharian.com, Selasa (25/7/2023).
Ia menyebutkan pada akhirnya dia pasrah setelah dua hari mencari tapi tetap tidak mendapatkan gas elpiji. Namun, kesulitan mencari gas elpiji itu menurutnya sudah terjadi seminggu.
Ia mengaku untuk memasak kebutuhan keluarganya terpaksa mengunakan kayu api.
“Untuk memasak kebutuhan keluarga kami terpaksa mengunakan kayu api. Teringat seperti zaman dulu”, ulasnya nada kekecewaan.
Senada yang disampaikan warga Pinagar Anto (38), mengatakan sangat kesulitan memperoleh LPG sejak lima hari terakhir di Pinagar, Kecamatan Pasaman.
“Saya heran kenapa gas LPG secara serentak susah diperoleh. Sejumlah warung saya cari tidak ada stok tersedia. Ketika ditanya ke distributor dan agen juga tidak memperoleh jawaban yang jelas,” katanya.
Warga lainnya Nal (30) juga mengakui sangat kesulitan memperoleh gas LPG. Adapun gas itu diperoleh harganya mahal, ada yang Rp30 ribu ada juga Rp35 ribu, katanya
“Mudah-mudahan ada solusinya sehingga warga kalangan menengah ke bawah dapat terbantu,” katanya.
Begitu juga dengan Reni (25) warga Padang Tujuh mengatakan sekarang gas 3 KG harganya Rp35 ribu, biasanya hanya Rp26 ribu sampai Rp27 ribu, “tolong di kendalikan pak, gas masih langka, marasai kami pak”, ulasnya (KB)
